Memudarkan Rasa

Saya suka sekali menghabiskan waktu membaca puisi dan cerita-cerita cinta yang menguras emosi dan air mata. Kalian boleh saja menganggap saya terlalu melankolis, itu urusan kalian karena jujur saya sungguh menikmati alurnya, saya suka membayangkan menjadi tokoh utama dalam sebuah puisi maupun cerita yang saya baca, tapi saya tetaplah sadar antara cerita dan dunia nyata tidaklah sama.

Seperti halnya sudut pandang kalian dan sudut pandang saya tentang cinta. Saya hanya belajar dari bacaan-bacaan itu tentang cara mencintai dengan baik dan bijak. Menyatukan perbedaan menjadi sesuatu yang saling menguatkan bukan malah menghancurkan. Saya tidak ingin merasa paling benar saat mencintai dia. Saya hanya ingin mencintai dia dengan sebenar-benarnya dengan cara yang baik yang bisa saya lakukan. Tapi dia terkadang membuat saya meragukan diri saya sendiri. Dia membuat saya ragu tentang makna ketulusan itu sendiri.

Bukankah cinta itu tentang ketulusan? lalu apa makna alasan dalam mencintai. Bukankah alasan-alasan itu justru yang akan membuat dua orang terpecah setelah susah payah berusaha bersatu? Bukankah alasan-alasan itu hanya akan membuatmu bertanya tentang pasanganmu dan tentang rasamu terhadapnya dan sebaliknya. Bukankah alasan-alasan itu akan membuat pikiranmu semakin rumit? Bukankah dengan alasan kau akan bertanya mengapa dan kenapa? dan ketika alasan itu hilang kau pun akan kehilangan rasamu. Lalu dimana letak ketulusan dalam mencintai?

Saat kalian mencintai seseorang dan kalian mulai bertanya mengapa, saat itulah cintamu mulai dipertanyakan. Diamlah, jangan mencari-cari alasan saat kau jatuh cinta karena cinta bukanlah sebuah alasan dan tidak butuh alasan. Karena jika cintamu beralasan, maka ketika alasan itu hilang, kecewamu akan datang dan rasamu pun hilang.

Ikuti saja perasaanmu itu, biarkan dia mengalir dan menemukan jawabannya sendiri. Jangan terlalu keras kepala dan melulu mencari-cari alasan saat kau jatuh cinta. Jangan mempertanyakan kenapa, karena bisa jadi kau mulai meragukan dirimu sendiri.